Hubungan Syiah Rofidhoh dengan Tartar

Lihatlah kisah Tartar dalam pembunuhan kaum muslimin di Baghdad Iraq. Yang disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab Bidayah Wa Nihayah  13/215.

"Seorang penjahat Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin 'Ali bin Abi Thalib, telah berkata Ibnu Katsir, dia adalah Rofidli jahat. Jahat hatinya terhadap islam dan pemeluk islam. Orang jahat ini menempatkan orang kafir dari Tartar untuk menghancurkan muslimin. Telah berusaha untuk membubarkan tentara Islam dan memberi isyarat pada Holaka untuk membunuh kholifah dan pendampingnya. Baik dari para ulama, fuqaha, pembela pimpinan, dan para qodhi (hakim), membeli tentara Tartar untuk menghancurkan muslimin di Baghdad, maka (Tartar) membunuh semua orang baik laki-laki, perempuan, anak-anak, orang tua, para pemuda. Banyak manusia yang masuk di sumur, tempat WC, atau got air. Mereka sembunyi beberapa hari, mereka tidak menampakkan diri dan sebagian orang masuk toko dan menutup pintu toko tersebut. Maka tentara Tartar membuka pintu tersebut baik dengan memecahkan pintu tersebut atau membakar, kemudian mereka masuk dan lari dari tentara Tartar ke tempat yang lebih tinggi. Lalu Tartar membunuh mereka di atas atap, sampai mengalir darah dari atas atap dan tepi jalan, Innalillah Wa inna ilaihi raji'un.

Demikian pula di masjid dan tempat pertemuan dan persinggahan mereka. Tidak ada yang selamat kecuali orang kafir dzimmi baik dari Yahudi atau Nasroni atau orang yang berlindung kepada mereka, atau berada di persinggahnan Menteri Ibnu 'Alqomy (Rofidly). Dan sebelum kejadian ini, menteri Ibnu 'Alqomy berusaha menghilangkan tentara, menghilangkan nama mereka di dalam data. Adapun jumlah tentara di akhir pemerintahan Muntashir kurang lebih 100 ribu. Kemudian Ibnu 'Alqomy terus berusaha mengecilkan jumlah tentara tersebut sampai tidak ada yang tinggal kecuali sepuluh ribu, kemudian Ibnu 'Alqomy menulis surat kepada Tartar dan menyuruh untuk mengambil pemerintahan (Baghdad). Dan itu sudah terlalu mudah, karena telah diketahui kelemahan orang kaki tangannya. Semua itu karena keinginan Ibnu 'Alqomy untuk menghilangkan Ahlus Sunnah secara total dan menampakkan Rofidloh dan mendirikan pemerintah Fathimiyin dan mengganti para ulama ….dst. Dan telah terjadi perselisihan berapa jumlah korban yang mati di Baghdad. Sebagian mengatakan 800 ribu, sebagian mengatakan satu juta delapan ratus ribu, sebagian mengatakan dua juta. Setelah kejadian ini sekitar 40 hari, maka Baghdad tinggal puing, tembok yang telah roboh menutupi atap-atapnya, tidak ada di jalan kecuali mayat bergelimpangan, bagaikan bangkai yang telah disirami air hujan. Berubah muka mereka, dan bau mayit negeri itu dan berubah udaranya. Sampai timbul penyakit yang luar biasa dan baunyapun sampai ke negeri Syam. Maka meninggal banyak manusia karena berubahnya cuaca, dan rusaknya udara. Mereka telah tekena penyakit, musibah, dan malapetaka, Innalillahi wa inna ilaihi raji'un.

Setelah di umumkan bahwa Baghdad dalam keadaan aman, maka keluarlah mereka dari bawah tanah, baik dari selokan, atau dalam kubur. Seakan mereka itu mayat yang telah di tanam di kubur. Sebagian mengingkari pada sebagian yang lain, orang tua tidak mengetahui anaknya, saudara terhadap saudara yang lainnya, mereka telah tertimpa musibah yang dahsyat.

Tetapi lihatlah Khumainy, sanjungannya pada Ibnu 'Alqomy dan tentara Tartar : "Maka dengan ini, sesungguhnya Imam Khumainy mengucapkan terima kasihnya dan ridlonya kepada Ibnu Yaqthin, Atthusy, dan 'Alqomy (orang Rofidloh yang menjadi sebab banjirnya darah di Irak) dan apa yang mereka lakukan ini merupakan sumbangan terbesar terhadap agama islam." [Lillahi Tsumma Littarikh, hal. 90]

Wahai kaum muslimin, 2 juta kaum muslimin meninggal gara-gara mereka. Khumainy katakan sumbangan terbesar buat agama islam? Sumbangan apa ini wahai pengikut Yahudi.