Pengantar


الْحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيْرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيْهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَاهُ وَأَشْهَدُ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ  صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْراً

Sungguh kaum muslimin telah mengalami rintangan dan cobaan yang luar biasa, baik rintangan dari orang-orang kafir, Yahudi maupun Nasroni atau rintangan dari orang-orang yang berkedok Islam.

Ketahuilah, musuh yang berkedok Islam jauh lebih berbahaya bagi kaum muslimin. Oleh karena itu Alloh ta'ala sebutkan perihal mereka dalam satu surat khusus yaitu surat Al Munafiqun. Demikian pula dalam Surat At Taubah yang di dalamnya Alloh ta'ala menjelaskan keadaan orang-orang munafik lebih detail lagi, sifat-sifat serta perangainya, tipu daya dan makar mereka terhadap Islam dan para pemeluknya.

Wahai kaum muslimin, termasuk dalam barisan mereka (orang-orang munafiq) tersebut adalah penganut Syi'ah Rofidhoh, yang secara dhohir menggunakan topeng Islam namun bahaya mereka lebih dahsyat dari Yahudi dan Nasrani.

Buku yang ada di hadapan para pembaca berisi cuplikan dari ajaran Syi'ah Rofidhoh yang digali dari buku-buku utama mereka, kemudian penulis berusaha memberikan bantahan dari ayat-ayat qur'aniyah, hadits-hadits nabawiyah serta perkataan para 'ulama dahulu maupun di zaman ini terhadap mereka, penulis menyusun buku ini berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah dengan pemahaman As Salaf Ash Sholih dan bersumberkan dari buku-buku mereka baik dari kalangan ulama terdahulu maupun ulama di zaman ini. Termasuk dalam referensi dari apa yang penulis susun adalah tulisan dari mantan pemeluk syi'ah yang telah bertaubat, serta dari pengalaman dan pengamatan penulis terhadap komunitas Syi'ah yang hidup di Yaman.

Buku ini mencakup dua belas pembahasan pokok, yaitu :

  1. Penjelasan tentang Rofidhoh
  2. Penghinaan mereka kepada Alloh ta'ala, Malaikat, para Nabi, Sahabat Nabi, dan kaum muslimin secara keseluruhan.
  3. Sikap ghuluw (ekstrim) terhadap tokoh-tokoh syi'ah
  4. Penghinaan terhadap Al Qur'an
  5. Penyelisihan terhadap syariat Islam
  6. Ajaran Mut'ah
  7. Taqiyah
  8. Dakwah Rofidhoh
  9. Rofidhoh di Indonesia
  10. Perkataan Ulama Islam terhadap Rofidhoh
  11. Ziarah Kubur
  12. Mahdi, Khumaini dan Idul Ghodir
  13. Taubat, kisah kematian rafidhi (penganut rafidhoh) dan lain-lain

Tujuan penulis semata-mata adalah untuk Alloh ta'ala, kemudian karena kecemburuan terhadap Islam dan kaum muslimin. Nabi shollallohu'alaihi wasallam bersabda :

(عَنْ أبِي مُوسَى الأَشْعَريِّ ط قَالَ :  قَالَ رَسُولُ الله ق   : الْـمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضاً (متفق عليه
Dari Abu Musa Al Asy'ari ط berkata : Rasulullah shollallohu'alaihi wasallam bersabda :Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah sebagaimana sebuah bangunan. Sebagian saling menguatkan sebagian lainnya. (Muttafaq 'alaih).

Demikian pula keprihatinan kita sebagai seorang yang beriman, sebagaimana saudara-saudara muslim. Yang telah dihantui oleh Rofidhoh yang mereka namakanRevolusi Iran. Demikian pula pembantaian yang terjadi  di Irak, mulai zaman Tartar sampai zaman sekarang hasil komplotan Amerika cs dengan Rofidhoh. Demikian pula apa yang terjadi di Afghanistan, Yaman, Saudi dan negara lainnya.

Maka wajib atas kaum muslimin yang mampu untuk mengingkarinya dengan kekuatan/tangannya untuk menindak mereka. Pemerintah hendaknya memberikan hukumannya kepada para penganut Rofidhoh, seorang bapak hendaknya memukul anaknya yang menganut Rofidhoh dan seterusnya. Bila hanya mampu dengan lisan, maka lakukanlah dengan dakwah, nasehat, dialog, atau melalui tulisan. Bila yang kedua inipun tidak mampu maka setidaknya hati seorang muslim membenci dan mengingkari ajaran ini. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu'alaihi wasallam  :

عَنْ أَبِيْ سَعيْد الخُدْري ا قال : قال رسول الله ق :  مَنْ رَأَى مِنكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرهُ بِيَدِهِ  فَإْنِ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِه، فَإنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْماَنِ ! متفق عليه
Dari Abu Musa Al Asy'ary ط berkata : Telah bersabda Rasulullah shollallohu'alaihi wasallam : Barang siapa yang melihat kemungkaran maka hendaklah ia mengingkarinya dengan tangan/kekuatannya. Jika tidak mampu maka dengan lisannya, jika tidak mampu maka denga hatinya. Dan yang demikian ini adalah selemah-lemahnya iman. (Muttafaqun 'alaih dari Abu Musa Al Asy'ary)

Bila seluruh kaum muslimin diam, tidak ada yang mengingkari maka sungguh kita khawatir dengan turunnya adzab Alloh  yang tidak hanya menimpa orang-orang dhalimnya. Orang-orang yang beriman pun juga akan merasakan adzab Alloh  ini. Sebagaimana diriwayatkan bahwa Abu Bakar berdiri, setelah memanjatkan puja-puji kepada Alloh ta'ala, beliau berkata : Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian membaca ayat ini: "Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian. Tiadalah orang yang sesat itu akan memberikan madlorot kepadamu apabila kalian telah mendapatkan petunjuk. " (Al Maidah : 105). Sesungguhnya aku telah mendengar Rasulullah shollallohu'alaihi wasallam bersabda :

إِنَّ النَاس إِذا رَأَوْا الْمُنْكَرَ فَلَمْ يغَيِّرُوْهُ أَوْشَكَ أَنْ يَعُمَّهُمُ اللهُ بِعِقَابِهِ
"Sesunggunya manusia, jika melihat kemungkaran kemudian tidak merubahnya maka dikhawatirkan Alloh  akan memberi- kan adzab yang rata kepada mereka." (HR Ahmad dari Abu Bakr)

                Sampai-sampai, sebagian orang berkata kepada Imam Ahmad, "(Wahai Imam), adalah hal yang berat bagi saya untuk mengatakan si fulan begini, si fulan begitu." Maka Imam Ahmad berkata : " Jika kamu diam dan saya diam, maka kapan orang yang bodoh mengetahui orang yang baik dan mana orang yang jahat?"

Dan menjelaskan keadaan orang-orang jahat seperti ahlul bid'ah yang memiliki keyakinan, perkataan atau ibadah yang menyelisihi Al Qur'an dan As Sunnah, mengingatkan ummat agar berhati-hati dari  mereka dan ajarannya adalah perkara wajib menurut kesepakatan kaum muslimin. Bahkan amal termasuk amal yang tinggi nilainya.

Imam Ahmad pernah ditanya, "Seorang yang berpuasa, beri'tikaf, lebih engkau sukai atau orang yang membicarakan ahlul bid'ah?" Maka beliau menjawab, "kalau dia melakukan sholat dan I'tikaf maka itu hanya untuk dirinya sendiri. Sedangkan bila ia membicarakan ahlul bid'ah maka (manfaatnya) untuk seluruh kaum muslimin. Dan ini lebih utama.

Mudah-mudahan buku dihadapan anda ini bermanfaat bagi kaum muslmin, amin.

وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ


----------------------


Penulis :
Al Ustadz Abu Hazim Muhsin bin Muhammad Bashoriy
(Pengajar di Mahad Ittibaus Sunnah Magetan Indonesia)

Judul Buku :
Bahaya Syiah Rofidhoh Bagi Dunia Islam
(Cetakan ke-2)

Pemesanan :
abukom.2012@gmail.com