Telah berkata As Syaikh
Abdur Roqib Al Hilaby dalam kitabnya Shoda Al Zilzal, hal. 20, "Kalau
kalian melihat seseorang menghina salah seorang sahabat Nabi, ketahuilah bahwa
dia itu kafir, karena Rosululloh bagi kita adalah benar, dan Al Qur'an benar,
adapun sampainya Al Qur'an kepada kita demikian juga Al Hadits dari para
sahabat Nabi. Mereka menginginkan untuk menjelek-jelekkan saksi kita (para
sahabat) untuk membatalkan Al Qur'an dan As sunnah, oleh karena itulah,
menerangkan kesalahan – kesalahan mereka itu jauh lebih utama".
Orang awam betul tidak
tahu, yang penting melihat secara dhohir bahwa mereka itu adalah orang islam
yang kuat. Lihatlah orang Aceh, takluk dengan penjajah Belanda karena mereka
mengirim Snouck Horgronye ke Makah untuk belajar agama. Setelah pulang, maka
dikirimlah ke Aceh untuk mengelabuhi para ulama disana, karena dia telah hafal
Al Qur'an, pandai bahasa Arob, dsb. Maka tergiurlah mereka sampai Aceh bisa
ditundukkan.
Demikian pula Rofidhoh pura-pura mengaji pakai Shohih Bukhori, memakai imamah, dsb. Tapi kalau sudah mapan, maka tunggu tanggal mainnya. Sebagaimana apa yang terjadi di Iran. Seluruh kaum muslimin dibantai dan tidak boleh hidup di sana kecuali orang–orang Rofidhoh. Sebab kalau mereka menampakkan secara langsung, seperti Mut'ah (zina), mencela Abu Bakr, 'Umar, 'Utsman, membunuh kaum muslimin, dsb. Maka segeralah kaum muslimin akan membantai mereka.
Maka dengan kemunafikan ini
maka Syi'ah Rofidhoh jauh lebih berbahaya dari pada dengan Kristen yang pakai
Salib atau Yahudi yang menyembah 'Uzair.