Seorang
muslim yang mengetahui bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara, seharusnya
dia mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Alloh ta'ala,
karena seseorang ini akan dibangkitkan oleh Alloh ta'ala di hari kiamat nanti dalam keadaan
sebagaimana keadaannya dia sewaktu meninggal dunia.
Seorang
yang menginggal dunia dalam keadaan sedang beribadah haji, maka dia akan
dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan berhaji juga sebagaimana dalam
hadits Nabi:
عن عبد
الله م ق قال بينما رجل
واقف بعرفة إذ وقع عن راحلته فوقصمته أو قال فأوقصته فقال رسول الله اغسلوه بماء
وسدر وكفنوه في توبتن ولا تحنطوه ولا تخمروا رأسه فإنه يبعث يوم القيامة ملبيا.
(رواه البخاري 1265 , ومسلم 1206)
Dari
Abdullah bin Abbas:
"Ketika ada seorang yang berdiri Di Arofah. Tiba-tiba ia terjatuh dari
kendaraannya dan tulangnya patah sampai meninggal dunia. Kemudian bersabdalah
Rosululloh mandikanlah dengan air dan daun sidr (bidara)
dan kafanilah dengan dua helai baju. Dan jangan kalian beri ramuan (wewangian) kepadanya
dan jangalah kalian tutup kepalanya karena dia akan dibangkitkan dalam keadaan mullaby (orang yang mengucapkan talbiyah di kala
haji)." [HR. Bukhori 1265 dan Muslim 1206]
Seorang yang meninggal dalam keadaan
beriman dan bertaqwa akan dibangkitkan dalam keadaan beriman dan bertaqwa. Dan
orang yang mati sedang minum khamr maka akan dibangkitkan dalam keadaan mabuk.
Dan orang yang mati sedang membaca Al Qur'an maka dia akan dibangkitkan dalam
keadaan membaca Al Qur'an. Sebagaimana hadits Nabi:
عن جابر بن عبد
الله ط قال : قال
رسول الله يبعث كل عبد على ما مات فيه. (مسلم 2878)
Dari Jabir bin Abdillah berkata, telah
bersabda Rosululloh: "Seorang hamba akan dibangkitkan dalam keadaan ketika
dia mati." [Muslim No.2878]
Lalu bagaimana Rofidhi yang mereka
hidupnya penuh dengan mut'ah, penuh dengan cercaan terhadap para sahabat Nabi
dan kaum muslimin? Wallohul musta'an.